Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 Februari 2012

Danau Segara Anak

,
Gunung Rinjani memiliki kawah dengan lebar sekitar 10 km, terdapat danau kawah yang disebut danau Segara Anak dengan kedalaman sekitar 230m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Dengan warna airnya yang membiru, danau ini bagaikan anak lautan, karena itulah disebut "Segara Anak".
Danau Segara Anak, merupakan sebuah danau yang terbentuk di Kaldera Gunung Rinjani yang berketinggian 3775 mdpl. Pemandangan di Danau ini sungguh menakjubkan dan sangat indah sehingga banyak wisatawan luar maupun dalam negeri berdatangan dan mendaki Gunung Rinjani untuk menyaksikan keindahan Danau Segara Anak. Danau Segara Anak yang luasnya 1.100 ha dengan kedalaman 230 m dan Topografinya 2.010 mdpl, di Danau tsb banyak sekali ikan yang hidup. Danau Segara Anak ini banyak terdapat ikan mas dan mujair, sehingga sering digunakan untuk memancing. Di tengah-tengah Danau terbentuk Kerucut Baru yang di namakan Gunung Baru Jari yang tingginya 2.376 mdpl. Gunung ini meletus terahir tahun 2004 silam.
Setiap tahun diadakan upacara adat di danau ini baik oleh masyarakat yang beragama Hindu Bali atau pun Islam masyarakat Sasak. Masyarakat Hindu Bali dua kali setahun mengadakan upacara agama di danau ini. Masyarakat Sasak bisa beberapa kali mengadakan perjalanan dalam satu tahun. Terdapat air terjun kokok putih dan juga air panas yang sering dikunjungi orang untuk tujuan pengobatan.
Read more

Minggu, 18 Desember 2011

Goa Gong, Goa terindah dari Pacitan

,
Goa Gong terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung, Pacitan, sekitar 30 kilometer dari Kota Pacitan. Goa Gong merupakan salah satu objek wisata andalan Kabupaten Pacitan.
Goa Gong merupakan satu dari gua-gua yang tersembunyi di perut gunung-gunung kecil yang ada di Pacitan. Goa ini merupakan goa horizontal dengan panjang sekitar 256 meter. Di dalam goa itu terdapat stalaktit, batuan kapur berbentuk kerucut di langit-langit gua, dan stalagmit, batuan kapur yang berdiri tegak di dasar berusia ratusan tahun.
Dinamakan Gua Gong karena menurut cerita yang beredar, dari dalam gua ini sering terdengar bunyi-bunyian yang menyerupai suara gong. Proses ditemukannya Gua Gong sendiri terjadi secara tidak sengaja. Alkisah, pada suatu ketika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga di Dusun Pule terjadi kekeringan. Air sangat sulit untuk diperoleh. Mbah Noyo Semito dan Mbah Joyo berinisiatif untuk mencari air ke dalam gua yang ada di tempat itu. Dengan menggunakan obor yang terbuat dari daun kelapa kering yang diikat, mereka mecoba menelusuri lorong-lorong gua. Setelah menghabiskan tujuh ikat obor, mereka menemukan beberapa sendang dan mandi di dalamnya. Penemuan itu terjadi sekitar tahun 1930.
Read more

Sabtu, 10 Desember 2011

Keindahan Danau Gunung Tujuh

,
Di Kabupaten Kerinci, selain terdapat Gunung Kerinci yang terkenal sebagai gunung tertinggi di Sumatra, terdapat juga gugusan gunung. Salah satunya adalah Gunung Tujuh. Di gunung tersebut tersimpan pesona keindahan alam berupa danau di atas gunung, yang disebut Danau Gunung Tujuh. Kondisi alamnya yang masih perawan dan asri, menjadikan Danau Gunung Tujuh sebagai objek wisata paling favorit di Kabupaten Kerinci, Jambi.
Danau gunung tujuh berada di ketinggian 1.950 meter diatas permukaan laut (m dpl), karena ketinggiannya sering juga disebut danau dewa dan menjadikan danau ini sebagai danau air tawar tertinggi di Asia Tenggara. Danau gunung tujuh dikelilingi oleh tujuh buah gunung, yaitu Gunung Hulu Tebo (2.525 m dpl), Gunung Hulu Sangir (2.330 m dpl), Gunung Madura Besi (2.418 m dpl), Gunung Lumut (2.350 m dpl), Gunung Selasih (2.230 m dpl), Gunung Jar Panggang (2.469 m dpl) dan Gunung Tujuh (2.735 m dpl).
Danau air tawar ini terbentuk akibat letusan Gunung Tujuh yang membentuk kawah. Kawah tersebut menjadi penampung air hujan yang lama kelamaan menjadi danau, Danau ini memiliki ukuran panjang sekitar 4,5 km dan lebar 3 km. Di kawasan danau hidup berbagai jenis satwa khas TNKS seperti harimau sumatera (Panthers tigru surnatrensis), siamang, beruang madu, babi hutan, tapir, bcrmacam burung, dan berbagai jenis kupu-kupu. Tumbuhan yang hidup di kawasan ini pun beragam dengan primadona berbagai jenis anggrek alam dan bunga kantong semar.
Read more

Rabu, 07 Desember 2011

Keindahan Gunung Bromo Indonesia

,
Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata. Tempat wisata alam ini terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di timur kota Malang, Jawa Timur. Gunung Bromo berasal dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna yaitu Brahma, yang merupakan salah seorang Dewa Utama Hindu, Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis javanica), berbagai jenis anggrek dan jenis rumput langka (Styphelia pungieus). Terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia dan 4 jenis reptilia di taman nasional ini. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian ± 2.100 meter dari permukaan laut.
Read more

Minggu, 04 Desember 2011

Taman Laut Bunaken Indonesia

,
Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Pulau Bunaken dapat di tempuh dengan kapal cepat (speed boat) atau kapal sewaan dengan perjalanan sekitar 30 menit dari pelabuhan kota Manado.

Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bunaken. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektare dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Meskipun meliputi area 75.265 hektare, lokasi penyelaman (diving) hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu.
Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.
Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls, yang disebut juga hanging walls, atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.Indriyani A. Rachman 13:42, 27 April 2010 (UTC).
Read more

Kamis, 01 Desember 2011

Keindahan Kawah Ijen

,
Kawah Ijen adalah sebuah danau kawah yang bersifat asam yang berada di puncak Gunung Ijen, Jawa Timur, memiliki tinggi 2368 meter di atas permukaan laut dengan kedalaman danau 200 meter dan luas kawah mencapai 5466 Hektar. Kawah Ijen berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
yang menarik adalah kawah ini terletak di tengah kaldera yang terluas di Pulau Jawa. Ukuran kaldera sekitar 20 kilometer. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter x 600 meter dengan kedalaman 200 meter. Kawah ini terletak di kedalaman lebih dari 300 meter di bawah dinding kaldera. Kawah ini memiliki tingkat keasaman yang sangat tinggi yaitu mendekati nol sehingga bisa melarutkan tubuh manusia dengan cepat. Selain itu, suhu kawah yang mencapai 200 derajat celcius menambah takjub akan kawah yang sangat besar ini.
Kawah ini merupakan danau yang besar berwarna hijau kebiruan dengan kabut dan asap belerang yang sangat memesona. Selain itu, udara dingin dengan suhu 10 derajat celcius, bahkan bisa mencapai suhu 2 derajat celcius.
Salah satu yang menjadi perhatian pengunjung di kawasan Kawah Ijen selain dari keindahannya adalah adanya penambang belerang tradisional. Mereka dengan berani mendekati danau untuk menggali belerang dengan peralatan sederhana lalu dipikul dengan keranjang.
Read more

Rabu, 30 November 2011

Pulau Waigeo Keindahan Papua Barat

,
Pulau Waigeo adalah pulau yang berada di Papua Barat di bagian timur Indonesia. Pulau ini dikenal juga dengan nama Amberi atau Waigiu. Pulau Waigeo adalah pulau terbesar dari empat pulau utama dari Kepulauan Raja Ampat. Pulau ini berada antara Pulau Halmahera dan Pulau Papua dengan jarak sekitar 65 km barat laut Pulau Papua. Pulau besar sekitarnya adalah Pulau Salawati, Pulau Batanta, dan Pulau Misool.
Luas pulau ini 3155 km², dengan titik tertinggi 1000 m. Jarak antara barat ke timur sekitar 110 km, serta utara ke selatan sekitar 50 km. Kota Waisai terdapat di bagian barat Pulau dan merupakan ibukota dari Kabupaten Raja Ampat. Sejak 1997, pulau ini telah menjadi tempat budidaya mutiara dimiliki oleh perusahaan Australia Atlas Pasifik.
di pulau ini tedapat aneka flora dan fauna, bahkan ditemukan satu spesies baru Kalacemeti jenis baru dari Pulau Waigeo merupakan salah satu anggota marga Sarax, yang tergolong dalam Suku Charinidae. Jenis baru yang diberi nama Sarax monodenticulatus ini ditemukan di dua lokasi di hutan kapur di daerah Mumes dan di dekat mata air yang dikenal dengan Air Dingin Wairabiae di dekat Desa Warsamdin. di pulau ini juga terdapat cagar alam Pulau Waigeo Barat yang secara geografis terletak antara 130°16' BT sampai 130°56' BT dan 0°25' LS. Secara administrasi kepemerintahan kawasan ini termasuk dalam wilayah Distrik Waigeo Barat, Distrik Waigeo Selatan dan Distrik Teluk Mayalibit Kebupaten Kepulauan Raja Ampat Provinsi Papua Barat.
Read more

Sabtu, 26 November 2011

Green Canyon Indonesia

,
Green Canyon atau Cukang Taneuh adalah salah satu objek wisata di Jawa Barat yang terletak di Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis ± 31 km dari Pangandaran. Objek wisata ini merupakan aliran sungai Cijulang yang menembus gua dengan stalaktit dan stalaknit yang mempesona serta diapit oleh dua bukit dengan bebatuan dan rimbunnya pepohonan menyajikan atraksi alam yang khas dan menantang.
Nama Green Canyon dipopulerkan oleh seorang Perancis pada tahun 1993 Namun, orang Sunda menyebut Green Canyon dengan sebutan Cukang Taneuh atau dalam bahasa Indonesia berarti Jembatan Tanah. Nama Green Canyon ini juga merupakan pelesetan dari nama Grand Canyon yang ada di Colorado, Amerika Serikat.

Di mulut gua terdapat air terjun Palatar sehingga suasana di objek wisata ini terasa begitu sejuk. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya panjat Tebing, bersampan sambil memancing dan dengan aliran sungai yang cukup panjang, memungkinkan bagi pengunjung untuk berenang sepuasnya sambil menelusuri arus dari air terjun. Tak hanya pemandangan diatas permukaan airnya yang indah, pemandangan bawah lautnya tak kalah indah dimana terdapat cekungan-cekungan didalam air yang dapat kita ditelusuri. selain itu pengunjung dapat meloncat dari sebuah batu besar dengan ketinggian 5 meter menuju dalamnya dasar lubuk.
Untuk mencapai lokasi ini wisatawan dapat menggunakan perahu yang banyak tersedia di Dermaga Ciseureuh, baik perahu tempel maupun perahu kayuh. Objek wisata ini berdekatan degan objek wisata Batukaras serta Bandar Udara Nusawiru.
Read more

Kamis, 24 November 2011

Danau 3 Warna, Pesona alam yang mengagumkan di Gunung Kelimutu

,
Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Kelimutu merupakan gabungan kata dari "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang berarti mendidih. Gunung kelimutu yang Memiliki tinggi 1.690 mdpl merupakan gunung yang unik dan menarik karena memiliki kawah yang berupa 3 danau yang mana 3 danau tersebut mempunyai tiga warna berbeda di puncaknya. Danau tersebut dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Tak kurang sudah 12 kali perubahan warna terjadi dalam waktu 25 tahun terakhir ini. Danau pertama dan kedua letaknya sangat berdekatan, sedangkan danau ketiga terletak menyendiri sekitar 1,5 km di bagian Barat. Perubahan warna ini diduga akibat adanya pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimiawi terlarut, dan akibat pantulan warna dinding dan dasar danau.
Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat. Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna - warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.
Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.

Sedikit Sejarah
Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh orang lio Van Such Telen, warga negara Bapak Belanda Mama Lio , tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu. Kawasan Kelimutu sendiri telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.
Read more

Selasa, 22 November 2011

Festival Laut di Danau Tempe

,
Danau Tempe merupakan danau yang terletak di bagian Barat Kabupaten Wajo, tepatnya di Kecamatan Tempe, sekitar 7 km dari Kota Sengkang menuju tepi Sungai Walanae. Danau Tempe yang luasnya sekitar 13.000 hektare ini memiliki spesies ikan air tawar yang jarang ditemui di tempat lain. Hal ini karena danau tersebut terletak diatas lempengan benua Australia dan Asia.

keunikan danau Tempe adalah Danau ini merupakan penghasil ikan air tawar terbesar di dunia, karena dasar danau ini menyimpan banyak sumber makanan ikan. Selain itu, danau ini juga memiliki spesies ikan tawar yang tidak dapat ditemui di tempat lain. Hal ini diperkirakan karena letak danau ini berada tepat di atas lempengan Benua Australia dan Asia.

Wisata
Di tengah-tengah Danau Tempe, tampak ratusan rumah terapung milik nelayan yang berjejer dengan dihiasi bendera yang berwarna-warni. Dari atas rumah terapung itu, wisatawan dapat menyaksikan terbit dan terbenamnya matahari di satu posisi yang sama, serta menyaksikan beragam satwa burung, bunga-bungaan, dan rumput air yang terapung di atas permukaan air. Di malam hari, para pengunjung dapat menyaksikan indahnya rembulan yang menerangi Danau Tempe sambil memancing ikan.
selain itu Setiap tanggal 23 Agustus diadakan festival laut di Danau Tempe. Acara pesta ritual nelayan ini disebut Maccera Tappareng atau upacara mensucikan danau yang ditandai dengan pemotongan kerbau yang dipimpin oleh seorang ketua nelayan yang diikuti berbagai atraksi wisata yang sangat menarik. Pada hari perayaan Festival Danau Tempe ini.
Semua peserta upacara Maccera Tappareng berpakai Baju Bodo (pakaian adat Orang Bugis). Acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai atraksi seperti lomba perahu tradisional, lomba perahu hias, lomba permainan rakyat (lomba layangan tradisional, pemilihan anak dara dan kallolona Tanah Wajo), lomba menabuh lesung (padendang), pagelaran musik tradisional dan tari bissu yang dimainkan oleh waria, dan berbagai pagelaran tradisional lainnya. namun sekarang terjadi kepunahan beberapa spesies, hal ini disebabkan relung relung yang berada di danau tempe sudah di isi oleh spesies lain akibat restoling ikan mas yang berlebihan.

Sekilas Foto
Read more

Selasa, 15 November 2011

Pulau Kofiau

,
Kepulauan Kofiau adalah salah satu objek wisata di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat. Kepulauan Kofiau ini terbentuk kurang lebih dari rangkaian 32 buah pulau termasuk Pulau Besar (Sub Bakken) dan gugusan Rew (Pulau Boo). Pulau Kofiau menyimpan peradaban salah satu suku laut di Indonesia. Sebelum abad 18, Kofiau menjadi kawasan jajahan Kerajaan Ternate. Legenda setempat menyebut asal kata Kofiau dari kisah kopiah Raja Jailolo yang tertinggal di pulau besar ini. Adapun Betew adalah suku yang menghuni pulau tersebut.
Suku perantau dari Pulau Waigeo atau wilayah utara dari Kofiau yang hanya berjarak 60 mil. Sejak abad 19, suku Betew telah mendiami Pulau Kofiau dan berbaur dengan para pendatang dari Pulau Biak. Dan hingga saat ini, laut seperti tak akan pernah lepas dari tali kehidupan suku Betew. Mereka memang mendiami bibir pantai. Dan mengambil ikan sekadarnya hanya untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Perkampungan pada Pulau ini berada pada lokasi-lokasi beberapa pulau yang letaknya berada pada bagian utara gugusan pulau ini( Kofiau Besar ), tiga pulau besar yang dijadikan olkasi pemukiman penduduk adalah, DEER, DIBALAL dan TOLOBI . Nama –nama desa/kampong disesuaikan dengan nama-nama pulau tersebut, lataknya membujur dari utara ke timur atau sebaliknya.

Pulau Kofiau besar dan pulau-pulau lainnnya dijadikan sebagai tempat mata pencaharian penduduk, misalnya : untuk membuat kebun,bercocok tanam, berburu dan lain sebagainya.Dalam struktur organisasi pemerintahan kepulauan ini telah menjadi sebuah Distrik sejalan dengan terbentuknya kabupaten Raja Ampat, maka Kepulauan Kofiau telah menjadi sebuah distrik sendiri.

Kegiatan wisata :
Di pulau kofiau ini wisatawan dapat melakukan berbagai macam aktifitas mulai dari berenang, berjemur, snorkeling, diving hingga photography bawah laut pun bisa di lakukan di pulau kofiau ini. Tetapi bagi wisatawan di sarankan jangan merusak keindahan terumbu karang yang ada di pulau kofiau ini, karena di pulau ini telah banyak terumbu karang yang mengalami kerusakan karena adanya penangkapan ikan dengan bahan2 kimia.

Karena pulau kofiau ini termasuk di kepulauan raja ampat maka di daerah ini telah memiliki dua lembaga internasional yang konsen terhadap kelestarian sumber daya alam yaitu CI (Conservation International) dan TNC (The Nature Conservancy).

Untuk mencapai pulau kofiau ini wisatawan dapat menempuh dengan menggunakan pesawat menuju sorong, setelah itu dari sorong untuk menuju pulau kofiau ini ada 2 pilihan transportasi yaitu ikut tur dengan perahu pinisi atau tinggal di resor Papua Diving.

Untuk masalah fasilitas yang ada di pulau ini para wisatawan tidak usah kawatir, karena di pulau ini meiliki fasilitas yang cukup lengkap, di pulau ini telah memiliki penginapan, tempat makan dan fasilitas penunjang lainya untuk membuat wisatawan nyaman berkunjung ke pulau kofiau ini.
Read more

Minggu, 13 November 2011

Sejarah Jembatan Ampera, siikon kota Palembang

,
Tahukah Kamu apa yang menjadi ikon kota Palembang? jawabannya adalah Jembatan Ampera.
Ampera merupakan singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota Palembang terletak di tengah-tengah kota, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh sungai Musi.

Sejarah
Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang "Seberang Ulu dan Seberang Ilir" dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat jabatan Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi.

Pada masa kemerdekaan, gagasan itu kembali mencuat. DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan pembangunan jembatan kala itu, disebut Jembatan Musi dengan merujuk na-ma Sungai Musi yang dilintasinya, pada sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956. Usulan ini sebetulnya tergolong nekat sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal hanya sekitar Rp 30.000,00. Pada tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan, yang terdiri atas Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar, dan Gubernur Sumatera Selatan, H.A. Bastari. Pendampingnya, Walikota Palembang, M. Ali Amin, dan Indra Caya. Tim ini melakukan pendekatan kepada Bung Karno agar mendukung rencana itu.

Usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang, yang didukung penuh oleh Kodam IV/Sriwijaya ini kemudian membuahkan hasil. Bung Karno kemudian menyetujui usulan pembangunan itu. Karena jembatan ini rencananya dibangun dengan masing-masing kakinya di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir, yang berarti posisinya di pusat kota, Bung Karno kemudian mengajukan syarat. Yaitu, penempatan boulevard atau taman terbuka di kedua ujung jembatan itu. Dilakukanlah penunjukan perusahaan pelaksana pembangunan, dengan penandatanganan kontrak pada 14 Desember 1961, dengan biaya sebesar USD 4.500.000 (kurs saat itu, USD 1 = Rp 200,00).

Pembangunan jembatan ini dimulai pada bulan April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perang Jepang. Bukan hanya biaya, jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut.

Pada awalnya, jembatan ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
 
Kenangan Ampera
Pada awalnya, bagian tengah badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit. Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai.
 
Namun sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya. Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini

dan Inilah Ampera sekarang..
 

Read more
 

Jendela Kamu Copyright © 2011